Nara sumber yang hadir adalah Bapak I Wayan Dipta, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran. Bapak Suherman, Ketua Koperasi Pariwisata Catra Gemilang Borobudur, Ibu Oneng Setya Harini, Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat. Bapak Didin Junaidi, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia.
Mengapa Koperasi Mengambil Peran dalam Bisnis Pariwisata?
Pariwisata merupakan industri yang menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi nasional. Tempat wisata di Indonesia jumlahnya sangat banyak sekali. Hal ini terlihat dengan adanya data dari BPS Badan Pusat Statistik, bahwa kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2015 mencapai 10,41 juta kunjungan.
Tahun 2016, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan target kunjungan wisatawan ke Indonesia sebesar 272 juta wisatawan. Jumlah tersebut terbagi atas 12 juta wisatawan mancanegara dan 260 juta wisatawan nusatara.
Dari kunjungan tersebut, diharapkan Indonesia akan menerima pendapatan devisa sebesar Rp.172 triliun untuk wisma. Sedangkan untuk wisatawan nusantara ditargetkan jumlah pengeluaran mancapai Rp 223 triliun. Pertanyaannya? Dari jumlah kedua pendapatan tadi, siapa yang akan menikmati? Pengusaha besarkah semuanya?
Menurut Bapak I Wayan Dipta, seharusnya masyarakat setempat yang bertempat tinggal di daerah wisata yang menikmatinya. Agar tingkat perekonomian mereka meningkat dan masyarakat setempatlah yang memiliki bisnis-bisnis penopang pariwisata dari daerahnya.
Bapak Wayan mengharapkan masyarakat setempat harus ikut terlibat dalam pengembangan bisnis pariwisata. Di mana bisnis pariwisata ini merupakan penghela bagi berkembangnya bisnis-bisnis lainnya. Terdapatnya bisnis pariwisata akan memberikan dampak langsung, dengan dibangunnya bisnis perhotelan. Akan tumbuhnya bisnis kuliner, restoran dan bisnis makanan khas daerah setempat. Akan adanya permintaan bisnis transportasi yang kian besar. Akan dibutuhkannya bisnis pemandu wisata dan tentunya bisnis kerajinan tangan untuk souvernir.
Jika saya tinggal di dekat daerah wisata, tentu akan berkesempatan untuk menciptakan bisnis-bisnis tersebut. Menjadi bagian dari usaha kecil menengah (UKM). Kebanyang berapa rupiah omset dalam satu hari, dalam satu bulan dalam satu tahun, apalagi bisnis pariwisata disolek dengan sedemikian rupa. Karena, kunci dari suksesnya bisnis pariwisata adalah, adanya kunjungan balik dari wisatawan.
Seiring dengan berkembangnya bisnis penopang bisnis pariwisata, tentunya akan terus dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Jika saya adalah pengusaha muda dan pemula, tentunya tidak mudah mendapatkan kucuran modal. Darimana saya mendapatkan modal yang tidak berjaminan? jawabnya adalah dari sebuah badan usaha yang bernama Koperasi.
Pemikiran saya tersebut merupakan bagian dari harapan Bapak I Wayan, yang mengharapkan masyarakat yang tinggal di daerah wisata, yang mengelola bisnis penopang bisnis pariwisata sebaiknya segera membentuk Koperasi. Koperasi yang dibentuk oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Koperasi sangat potensial dalam pemberdayaan masyarakat berbasis Pariwisata sebagai program unggulan. Kemenkop memberikan fasilitas dan bantuan yang bersifat stimulan sebagai modal koperasi. Nah, jika masyarakat setempat serius mengelola daerah tujuan wisatanya, tentu perekonomian mereka akan naik secara signifikan. Masyarakat daerah tujuan wisata tidak hanya menjadi pekerja pada investor asing, tapi mereka dapat membuka bisnis sendiri dan memiliki daya saing dengan mendirikan bisnis penopang bisnis pariwisata.
Empat Pilar Pengembangan Pariwisata Indonesia
Ibu Oneng menyebutkan ada empat pilar agar pariwisata di Indonesia dapat berkembang dengan baik.
- Destinasi
- Pemasaran
- Industri
- Kelembangan, termasuk dalam hal ini adalah peningkatan sumber daya alam.
Masyarakat juga diharapkan mampu menciptakan kondisi yang positif, agar perkembangan pariwisata dapat berkembang dengan baik. Jika masyarakat telah memberikan hal yang baik dan yang positif tentunya masyarakat akan mendapatkan manfaat ekonomi dari pariwisata tersebut.
Masih berbicara mengenai destinasi, Ibu Oneng juga mengharapkan agar masyarakat dapat mengenali destinasi wisata tersebut. Menyediakan transportasi yang baik dan nyaman, memberikan akomodasi yang aman, nyaman dan bersih, mendirikan bisnis kuliner yang memang khas di daerahnya serta memberikan atraksi yang bagus dan berkualitas.
Pada tahun 2009 Kementrian Pariwisata telah membangun Desa Wisata. Di mana konsep desa wisata ini adalah sepenuhnya berasal dari masyarakat setempat dan jauh dari investasi. Atraksi yang dijual di desa wisata, antara lain adalah;
- Homestay yang tentunya diberikan standar oleh pemerintah. Maksimal ada 5 kamar, jadi tuan rumah dapat berinteraksi dengan tamu-tamunya.
- Kuliner dengan memanfaatkan keaneka ragaman kekhasan masakan daerah.
Saatnya Mempromosikan Daerah Kecil
Bapak Didin Junaidi mengajak pemerintah untuk lebih konsentrasi dan fokus untuk mengarap desa kecil yang memiliki potensi wisata yang tidak kalah dari daerah wisata lainnya yang telah maju dan berkembang.
Dengan adanya penyuluhan dari pihak kemenkop diharapkan akan adanya kemauan dari bawah, yang kemudian dapat membentuk koperasi pariwisata dan segera membangun daerahnya. Bagaimanapun juga pasriwisata adalah untuk kesejahteraan masyarakat setempat.
Koperasi Catra Gumilang
Bapak Suherman berada di
tengah-tengah diskusi yang bertema peluang koperasi mengelola bisnis gurih
pariwisata. Beliau adalah ketua Koperasi Catra Gumilang yang merupakan koperasi
pariwisata di kecamatan Borobudur. Koperasi ini berdiri sejak tahun 1996 yang
berada di kota Mungkid, kabupaten Magelang.
Awal menjalankan bisnisnya, kopari
Catra Gumilang merupakan komunitas bisnis yang lambat laun merintis badan usaha
koperasi multi usaha. Usaha tersebut diantaranya adalah,
- Garment / Fashion
- Fotografi
- Kuliner
- Souvenir
- Eduwisata taman kupu-kupu
Kopari dengan Catra Gumilang
memiliki omset 3 Miliar per tahun ini merupakan koperasi binaan dari kemenkop
yang sukses dan banyak membuka lapangan kerja baru untuk para anggotanya. Semua
hasil usahanya merupakan kerja keras dari para pengelola dan anggotanya. Prinsip
ikhlas dan saling membantu dengan sesama anggota merupakan salah satu hal yang
paling dibutuhkan dalam sebuah koperasi.
Keuntungan membentuk koperasi bagi
para anggotanya, menurut Bapak Suherman adalah jika ada anggota yang
membutuhkan modal besar, koperasi dapat menjadi penjamin mendapatkan modal dari
Bank. Keuntungan lainnya yang dirasakan oleh anggotanya adalah adanya usaha
simpan pinjam.
Dari diskusi kemarin, saya pribadi
dapat mengambil kesimpulan. Masyarakat di daerah wisata belum 100 % mengambil peran
dalam bisnis pariwisata. Seharusnya, masyarakatlah yang mengambil peran
untuk mengembangkan daerah wisata tersebut. Jika dengan usaha pribadi
terkendala modal, ada sebuah badan usaha yang dapat dibentuk untuk mengumpulkan
para pebisnis wisata untuk mendapatkan modal usaha.
Di mana, akan semakin maraknya
pariwisata di tanah air, maka sangat dibutuhkan SDM yang berkualitas dalam
mengembangkan daerah wisata. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Oneng,
masyarakat di daerah wisata harus peduli dan mengenali destinasi wisata, agar
menarik wisatawan untuk datang. Diharapkan juga masyarakat dapat memahami bahwa
ada satu badan usaha yang dapat membantu usahanya. Tentunya dibutuhkan kerjasama
dengan kemenkop untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
koperasi.
Perkembangan pariwisata dirasakan
harus berkembang tidak hanya di daerah wisata yang sudah besar seperti Bali.
Saatnya pemerintah mengembangkan pariwisata di daerah kecil yang memiliki
pesona alam yang sangat indah dan menarik. Bapak Didin juga sangat setuju dan
menyambut bahagia jika kemenkop akan merangkut masyarakat membentuk koperasi
pariwisata. Tujuannya tidak lain adalah untuk menyejahterakan masyarakat
setempat.
Seperti contoh Koperasi Pariwisata
Catra Gumilang, Borobudur. Sudah merasakan manfaat dengan membentuk koperasi
dengan anggota pada awal pembentukan adalah 76 orang dan sekarang sudah lebih
dari 1000 anggota. Masing-masing anggota memiliki keahlian tertentu pada bisnis
yang berbeda-beda. Ada yang senang memotret, diberikan modal berupa kamera dan
mesin untuk mencetak. Ada yang memilih bisnis kuliner diberikan modal berupa
tenda untuk mendidrikan warung tenda. Jadi, membentuk koperasi pariwisata,
manfaatnya banyak sekali, terutama untuk menarik wisatawan agar kembali
berkunjung.
bisnis gurih itu kaitannya ama makanan ya Mba, jelasnya kayak apa sih
ReplyDeletegurih enggak selamanya berhubungan dengan makanan mungkin ya, koperasi saja melihat peluang gurih jika mereka dapat mengelola pariwisata
DeletePariwisata itu bisnis anti krisis.
ReplyDeleteada terus ya,
DeleteTernyata dibalik itu semua, koperasi memiliki peran penting untuk perkembangan pariwisata ya mbak. Salam kenal dari Bandung buat Mbak Astin :)
ReplyDeletesalam kenal Mbak Herma,
DeleteHmm okeh juga mbak ambil saja kayanya muantappp deh.
ReplyDeleteAmbil apaan ni
Deletekoperasi soko guru Indonesia
ReplyDeletejadi koperasi jug aikut berbisnis pariwisat aya
ReplyDeleteIyes Mbak,
Deletepembahasannya lengkap.. saya suka
ReplyDeleteterima kasih,
DeleteKoperasi dan bidang pariwisata, perpaduan yang cantik
ReplyDeleteiya, terima kasih kunjungannya
DeleteBerasa disinggung banget pas bagian peran masyarakat setempat. Tapi, memang betul sih. Kalau masyarakatnya nggak membuat rasa aman, nggak enak juga wisata ke tempat itu.
ReplyDeletemasyarakat memegang andil untuk membesarkan daerahnya, apalagi yang berpotensi menjadi daerah wisata
DeleteBagi sya pengelolaln koperasi harus benar2 terorganisir dengan baik, karena sebagaiaman motto koperasi mensejagterakan anggota
ReplyDeletesalam kenal mbak
betul, semoga pengelolaan koperasi lebih baik yes
DeleteDari sejak dini kita harusnya kita harus dikenalkan dengan apa itu koperasi, ini sangat penting untuk menunjang majunya koperasi di masa mendatang
ReplyDeleteAda pelajaran koperasi di SMP dech,
Deleteowalah ternyata itu maksud dari peran koprasi...
ReplyDeletelanjutkan akar lebih maju dan berkembang...
yes, makasih kunjungannya y
Deletebaru tahu kalo koperasi ikutan andi di pariwisata :)
ReplyDeleteKoperasi bisa menjembatani masyarakat setempat untuk mengelola daerahnya,
Deleteklo didukung sama pemerintah, kayaknya asyikk kali ya kalo ngejalanin UKM ini
ReplyDeleteutamanya kuliner nih, masih prospektif
Yup ya, banyak pedangang kaki lima, kalau membentuk koperasi, pemerintah akan memberikan jalan lebih mudah tuh, untuk meminjam dana
Deletewah mantap mbak..lanjutkan hahaha
ReplyDeletelanjutkan yes
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletekoperasi bisa banyak banget perannya, bisa jadi wadah utk bikin cinderamata, oleh-oleh, sampai untuk pengelolaan kawasan wisatanya bisa tuh pke koperasi.
ReplyDeletesemoga pada mau ya membentuk koperasi, karena banyaks ekali manfaatnya
Delete