Menjadi ibu rumah tangga seperti sekarang, beda sekali dengan lima tahun yang lalu. Sekarang jaman sudah semakin canggih. Saya tambah bersemangat karena ada sebuah aktifitas blogging yang sangat seru. Juga sudah ada anak perempuan yang lahir menemani kakak laki-lakinya, jadi kehidupanku sekarang nano nano plus menjadi ingin mencari ilmu baru.
Dari situlah, terpikir keinginan untuk memiliki 5 benda impian, meskipun rumah masih mengontrak. Sebetulnya, suami sudah warning beberapa kali. Rumah luas 72 ini sudah penuh dengan barang, jangan ditambahi dengan barang-barang lagi. Bingung besok kalau mau pindahan ;(. Tumben hari ini menulis blog ini atas nama curhat. No matter lah yaw, sekarang tambahin curhat saya dengan cerita 5 benda impian untuk melengkapi kebutuhan ibu rumah tangga yang haus akan pengalaman.
1. Oven
Sejak menikah, saya belum memiliki benda satu ini. Memang bukan benda yang penting untuk berada di dalam rumah tanggaku. Lagian juga keahilan saya dalam bidang memasak, apalagi membuat kue masih dipertanyakan.
Namun, saat Faiz, anak laki-laki saya sering mengintip saya melihat televisi acara masak memasak di televisi kabel, dia mengajukan pertanyaan. "Mi, kenapa sich suka menonton masak-masakan? kan Faiz jadi laper?"
Jawaban saya hanyalah jawaban khas serorang ibu. Ya sudah, umi buatin kue ya. Karena kuenya tanpa mixer dan dikukus, kue yang dibuat tidak segurih bolu panggang buatan uti. Hiks, jadi, curhatlah sama anak laki-lakiku. "Iz, umi pingin beli oven"
Disampaikanlah curhat ini oleh Faiz ke abinya. Sewaktu belanja bulanan, intip bagian oven listrik. Dibuka, dibaca, ditimang-timang, suami menyarankan beli ini, wattnya segini, kamu mau gak? huks, wattnya besar sekali, mau ditaro di mana oven ini? dapur sudah penuh. Oke, mimpi saja dulu ya.
2. Mixer
Hallo apa kabar? kenapa ini impian menjaid nomer dua? mixer itu seharusnya sebelum oven kan ya? Tapi tanpa mixer, selama ini saya juga bisa bikin kue, tapi bantat. Bikinnya pakai blender dan langsung diketawain sama ibuku. Ya sudah, enggak jadi dech memiliki impian membuat kue, hahaaa.
Masih lah, sewaktu suami mengijinkan untuk membeli mixer, lagi-lagi saya yang galau. Kalau beli di toko online, garansinya ada engak? jadi jangan beli di toko online, kalau ragu, beli di toko elektronik biasanya saja. Saya mengerutkan kening, malas ach, kemarin sudah dibohongin di sana, nanti saja pas belanja bulanan di supermarket. Setelah itu, lupa-lupa-lupa dan apakah saya benar-benar mimpi saja menginginkan sebuah mixer?
3. Mesin Jahit
Tolong jangan diketawain setelah dua benda yang ternyata saya tidak begitu memperjuangkan. Mesin jahit merupakan benda impian yang sudah saya sampaikan kepada suami. Setelah lahir anak perempuan cantik itu, keinginan memiliki mesin jahit sangatlah kuat.
Sewaktu saya kecil, ibu saya menjahitkan baju, seragam, tas dan seprei untuk saya. Saya juga pernah belajar menjahit menggunakan mesin jahit sewaktu kuliah, sayang setelah itu tidak pernah lagi, memegang mesin jahit dikarenakan kesibukan mencari jati dan diri.
Kepada suami, saya mengatakan bahwa, minat saya tinggi dalam bidang jahit menjahit, bakat saja juga ada. Tapi lagi-lagi pernyataan saya ditepis oleh sang suami. Celana dia yang robek saja diserahkan ke penjahit keliling, apa iya bakat menjahitnya beneran? swear, di sini saya merasa bahwa itu benar. Tapi saya punya alibi untuk menjawabnya. "Bi, bagi-bagi rejeki napa? kasihan penjahit kelilingnya kalau, umi yang jahit sendiri.
Sedih ya? seandainya saja saya dan ibu waktu itu berkolaborasi dalam hal menjahit. Mungkin ceritanya bisa sama dengan Mbak Ayu Novanti, saya memanggilnya. Saya baru mengenalnya sich, jadi saya malu sekali. Tapi melihat blogpostnya yang berjudul Jahitan Ibu : Sewing Project saya jadi ingat ibuku.
4. Pintu Kitchen Set
Hal ini lagi-lagi berhubungan dengan permasalah perut. Setelah tadi oven yang bukan hanya untuk membuat kue, dan mixer yang merupakan benda untuk membuat berbagai macam olahan. Satu permalasahan di dalam rumah tangga saya adalah, pintu kitchen set bagian bawah rusak. Hal itu menjadikan saya tidak nyaman berada di dapur.
Akal saya tidak pendek, saya mencoba untuk membuat tirai menggunakan seprei yang sudah tidak terpakai, untuk menutup bagian bawah kitchen set. Tapi lagi-lagi terbentur, bagian atas, seharusnya dijahit mengunakan mesin jahit kan? gagal dech, project yang katanya akalnya tidak pendek. ;( Jika saya mau, pergi ke tukang jahit kelar kan? ndak juga, daripada kain sepreinya digigitin tikus, mending enggak usah. :))))
Seminggu kemarin sewaktu memperbaiki atap rumah yang bocor, saya menayakan tentang pintu tersebut. Suami rada ragu, memperbaiki tapi bukan rumah sendiri dan impian memiliki rumah setahun lagi, menjadi pertimbangan. Aaach, jadi begini rupanya di php orang ;0
5. Sofa
Mau tahu bagaimana berantakannya ruangan depan di rumah saya? sangat berantakan dan isinya adalah rak-rak penuh dengan box yang berisi mainan anak-anak. Mulai dari mainan Faiz masih bayi sampai sekarang Faiz sudah bisa membeli mainan sendiri di abang-abang, ada semuanya, dan tidak boleh dibuang.
Jadi benda yang saya inginkan untuk memenuhui ruang depan di rumah adalah sebuah sofa. padahal untuk tiduran, di situ juga ada kasur kecil, untuk duduk juga sudah ada empat kursi, meskipun tidak empuk bisa untuk diduduki.
Sofa ini dapat menjadi penutup atau pembatas di ruang depan yang sangat luas, antara ruang publik dan ruang untuk bermain anak-anak. Jadi, saat mainan anak-anak berantakan tidak terkendali dan ada tamu, saya ndak malu-malu amat.
Suami saya tentu tidak mengijinkan saya untuk membeli sofa, meskipun untuk membeli dengan uang sendiri saya mampu. Oops, kalau kurang juga nanti minta sama suami. Tapi alasan tidak menginjinkan lagi-lagi karena rumah masih sewa dan repot kalau harus dipindah ke rumah sendiri, aaamiiin, rumah sendirii.
Ternyata bukan hanya suami yang tidak mengijinkan, anak lelaki saya juga melarang dengan keras. Apa alasannya? lagi-lagi karena takut tikusnya menggigit sofa, sayang sofanya dibeli mahal-mahal, malah digigit tikus. Jadi, intinya mari salahin tikus dan semua benda-benda di atas sementara hanya menjadi impian saya. Bersyukur saja dengan apa yang sudah saya miliki saat ini. Menikmati apa yang bisa saya lakukan dengan benda-benda yang sudah menemani saya selama ini. [2016 :03]
Betul itu mbak.. Dulu jaman aku kecil juga kebanyakan perabot dan itu sangat merepotkan kala pindahan
ReplyDeleteBetul sich, repotnya kalau mau pindahan, belum angkutnya, belum kalau terbentur sesuatu dan petjah. Makasih kunjungannya ya, Mbak
Deleteoven dan mixer juga jadi salah satu benda yg saya inginkan, karena memang blm punya :)
ReplyDeleteiya Mbak, beli bareng yuk,
DeleteAku juga pengen punya oven, walau jarang juga sih masak.
ReplyDeletemungkin kalau aku punya oven, aku akan rajin masak, Ibu, :)
Deleteoven sm toaster itu watt-nya bisa bikin bengkak anggaran bayar listrik... Terpaksa deh cuman jadi khayalan doang... *senasib*
ReplyDeletetos dech sembari nungguin doorprize oven dari sebuah event **oops
DeleteMbak Tanty...tau banget sih, itu semua barang2 kebutuhan ibu rumah tangga banget.
ReplyDeleteNo 1 udah punya, tapi pakenya jarang2 *inget tagihan listrik* hehe. Mesin jahit aku jg belum punya sendiri mbak, masih ganti2an jahit sama ibu pake mesin jahit antiknya. Nanti deh kalo ada rezeki, baru beli mesin jahit yg agak modern :D
Terima kasih atas penjelasannya. Cukup membuka cakrawala. Saya mulai mengerti hehe sedikit-sedikit mengenai rumah tangga hehe
ReplyDeleteUdah ada mesin jahit di rumah..sama mesin obras
ReplyDeleteSemoga peralatan rulah tangga impiannya terkabulkan ya mb :)
ReplyDeleteKmrn pny oven dihadiahi bpk mertua wkwk alhamdulillah, mixer nih blm ada *curcol
Dulu waktu pindahan, banyak barang yang saya bagi pada tetangga. Lha rumah saya yang sekarang separo rumah lama, enggak bakal muat kalo dibawa semua *jadi curcol juga*
ReplyDeleteDari daftar itu saya hanya punya mixer mbak Astin, pengin banget punya oven :)
ReplyDeleteYg suka berantakin mainan siapa hayoo? Firaaa pasti. Hahaha
ReplyDeletesaya punya mixer malah nganggur bertahun2 sementara oven sudah pindah tangan karena dijual xixixixi segitukah penghematan mba Astin wkkki :)
ReplyDeleteWaaahhhh, sama ya seleranyaa.. yang pertama, oven....
ReplyDeleteAku punya mixer..hampir selalu nganggur. Nggak punya oven ... Mixer cuma kado nikahan soalnya.. *berharap ada oven jatuh dari langit.. Ha..ha.
ReplyDeleteKadang bnr Mas nya mbak...mending isi rumahnya klo dah status rumah sendiri. Nggak begitu repot pas pindahan..
Iya mbak susah ya ngumpulin semuanya secara langsung kalau bagi orang yang sederhana harus bertahap gitu biar bisa dapatnya.
ReplyDeleteemang wajib tuh peralatan diatas. sayang, tabungan susah ngumpul.
ReplyDeletesebenarnya ada satu yang paling penting sekali, yaitu kaca/cermin, sambil masak ya sambil ngaca, hahahah
ReplyDeleteBeli kursi di tempatku saja mbak. Ups... hahahahha.....
ReplyDeleteSaya juga pengen semua itu. Nyicil... nyicil... masih kontraktor juga. ;)
Cari oven yang pake gas aja, mbak. Trus sofa yang bisa dobel fungsi jadi tempat tidur. Kayanya bakal diapprove tuh sama anak-anak hehehe
ReplyDeleteAyu Novanti dan mesin jahitnya menjadi inspirasi :-)
ReplyDeletewehehehe, serba alat untuk ,memasak
ReplyDeletekalo bagi cowo kek saya sprtinya tidak trlalu mbak
ReplyDeletemungkin emak yang pngen
kalau seperti saya kompor ajah kali ya
ReplyDeletetinggal point mesin jahit yang masih lum ada,...hehehehhe
ReplyDeleteenaknya kalau bisa jahit
ReplyDeleteenaknya kalau punya uangan dengan kursi sofa
ReplyDeletewajib punya setiap perabot untuk setiap keluarga, supaya tidak pinjam mulu ama tetangga sebelah, hahhahha, malu donk...
ReplyDelete