Hari Jumat tanggal 8 Januari 2016, saya dan keluarga kecil melakukan perjalanan ke Cilacap. Perjalanan kali ini, untuk bersilaturahmi dengan ibu, bapak dan saudara-saudara. Awalnya, perjalanan ingin menggunakan kereta api, karena hanya beberapa hari saja, kami di Cilacap. Namun, akhirnya, rencana berubah, perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.
Seperti perjalanan sebelum-sebelumnya, perjalanan kali ini, juga direncanakan berangkat setelah waktu subuh. Saya bangun pukul setengah tiga dan menyiapkan semuanya. Anak-anak bangun pukul empat, langsung mandi menggunakan air hangat, saya juga.
Setelah adzan subuh mengumandang, Faiz dan suami saya, pergi ke mushola sebelah rumah. Saya dan Fira, sholat di rumah. Setelah Faiz dan suami saya pulang, baru dech, kami semua masuk mobil dan berangkat. Palang pintu di pos satpam, masih tertutup dan satpam juga masih istirahat. Masih terlalu pagikah?
Pukul setengah enam, suami menghentikan mobil di depan minimarket untuk membeli minuman mineral, biskuit, roti untuk sarapan,serta susu untuk Faiz. Langit pagi itu serah sekali, menemani perjalanan menuju pintu tol Karang Tengah.
Jalanan di tol masih cukup lancar, hingga masuk ke tol di Cikampek, macet dan berhenti sedikit. Pikiran saya, mungkin hanya sebentar, ternyata lumayan lama sekali. Akhirnya, saya mengambil satu buah apel, menimang nimang. Tidak membawa pisau dapur, tidak membawa pisau lipat dan tidak membawa alat untuk mengupas, jenis apapun.
Saya sudah berpikiran untuk membawa pisau dapur, karena memang yang dipunyai hanya itu. Tapi takut ada razia, ngeri nanti malah timbul masalah. Jadi, urung dech, niat untuk membawa pisau dapur. Jadi, malah muncul ide, mengupas buah apel menggunakan sendok. Sendok yang rencananya untuk makan nasi dan tempe goreng, bekal dari rumah.
Setelah tol Cikampel, perjalanan lancar kembali, Faiz juga menikmati buah apel yang saya kupas menggunakan sendok, sebagai pengganti pisau dapur. Satu buah apel, menemani perjalanan Faiz hingga tol Cipali.
Keadaan tol Cipali sangat lancar, saya berusaha membuat suami agar tidak mengantuk. Keluar tol Pejagan, pukul setengah dua belas, Faiz mulai rewel. Faiz ingin segera sampai di rumah utinya. Suami saya menyarankan untuk berhenti terlebih dahulu, untuk istirahat, namun Faiz merajuk dan ingin ke toilet.
Berhenti di rumah makan, Faiz tidak mau, takut toiletnya bau tidak enak dan tidak nyaman. Akhirnya suami saya melanjutkan perjalanan pelan-pelan. Saya yang mengantuk, tidak jadi tertidur, menikmati perjalanan dari tol Pejagan, Prupuk, Bumi Ayu, Ajibarang hingga Wangon.
Di Wangon, suami kembali menawarkan untuk istirahat, selain lelah, juga lapar. Faiz tetap merengek. Okey, jika saya bisa menggantikan suami untuk menyetir, tidak masalah, lah ini saya tidak bisa menyetir.
Pukul dua siang, mobil kami memasuki kota Cilacap Bercahaya. Setelah melewati daerah Jeruk Legi, rumah ibu dan bapak saya, sudah dekat. Tinggal mencari perempatan yang ke arah SMP Negeri 5 Cilacap, rumah saya berbelok ke kiri, berseberangan dengan SMP Negeri 5 Cilacap.
Setelah melewati satu perempatan lagi, beberapa menit kemudian rumah bapak dan ibu sudah terlihat. Rumah tersebut ada di sebelah kanan, dan ternyata ibu saya sedang berada di teras rumah. Pintu gerbang juga sudah terbuka, jadi mobil langsung masuk ke garasi di rumah ibu.
Tujuh jam lebih sedikit, waktu yang ditempuh oleh kami, dari Tangerang ke Cilacap. Berhenti sebentar di Cikampek. Saya bertanya kepada suami, bagaimana perjalanan dari Tangerang ke Cilacap kali ini? sungguh luar biasa, jika di tol Cikampek tidak macet, mungkin bisa enam jam. [2016:01]
sy kemarin dr bogor ke jogja naik mobil macetnya luar biasa...keluar pejagan masuk brebes...
ReplyDeletebetul,
Deletelama perjalanan gara-gara macet
ReplyDeleteAlhamdulillah selamat sampai tujuan. Suka deg-degan aja njaga supaya sang sopir ga ngantuk ya mak?
ReplyDeletebetul, untung supirnya nyantai
DeleteFaiz itu sama dengan aku kalau pergi2, ribet ke kamar mandinya. Meskipun kamar mandi rumah biasa aja, tapi nggak enak di tempat umum heheee
ReplyDeletebisa nahannya itu loh, iya kudu bersih toiletnya
DeleteAku jugabklo lagi di perjalanan males ke toiletnumum, huhu horor toilet umum ya mb
ReplyDeletekadang ada yg bersih juga, tapi ya keberuntungan saja
DeleteYang paling capek itu pasti supirnya hehe.
ReplyDeletegak bisa kugantiiin , hihi
DeleteAlhamdulillah akhirnya sampai di tujuan. Memang kalo bawa benda tajam itu suka agak horor gimana gitu mbak. Takut ada razia dan dikira yang nggak2 hehehe
ReplyDeletesama kitaa yaa,
Deletewah aku sampai gak tau kalau Faiz mudik
ReplyDeleteNgomong-ngomong soal pisau, suamiku selalu minta aku bawa pisau buat ngupas buah saat pergi. Tapi aku kok rada khawatir ya bawanya.
ReplyDeletemungkin kalau pisau kecil, gpp ya
DeleteSaya belum pernah ke Cikampek. :D
ReplyDeleteaku juga lewat doang
DeleteBuat saya waktu tujuh jam adalah waktu lama berada di perjalanan, tapi mungkin kalau naik mobil sendiri ngga begitu terasa ya mbak Astin, yang penting nyaman dan ohh..saya juga paling ngga bisa nahan ke toilet :)
ReplyDeletejadi pingin sering sering ke Cilacap, hehee. Nyaman, berangkat pagi, sampai siang.
Deletewow, 7 jam. kayak kalo dari jakarta ke tegal, mba. kalo pas macet bisa molor sampe 10 jam an pas mudik hihi
ReplyDeletetegal masih belok lagi, yaa..aku keluar ketangungan kemarin
DeleteIyaw kak, kepagian. Satpamnya aja masih istirahat, hehehehe. Perjalanannya memang sungguh luar biasa, mungkin maksud suami kak Astina luar biasa capeknya mungkin, hehehehe
ReplyDeletehiyaaaa, satpamnya lalu bangun c
Delete