Hallo apa kabar semuanya? yang di sana? yang di situ? heheee, saya ingin menceritakan mengenai riwayat pekerjaan, yang sebetulnya tidak seberapa penting dan tidak seberapa keren, namun itu sangat berarti untuk diriku, dan juga tentunya, kamu. Iya, kamu yang di sana, yang memberiku banyak sekali kesempatan untuk belajar.
Menjadi Penjaga Toko dan Tukang Fotocopy
Riwayat pekerjaanku dimulai ketika saya masih kuliah. Iya, ketika liburan usai ujian semesteran, saya pulang ke Cilacap dan meminta ijin kepada bapak untuk mencoba bekerja. Apa saja yang penting, bekerja. Permintaan saya, ternyata diijinkan dan dicarikan solusi oleh bapakku, beliau melihat ada lowongan pekerjaan di sebuah toko peralatan olah raga.
Bapak hanya memberiku informasi tersebut dan untuk melamar dan ke sana, saya sendiri yang berusaha. Iyup, saya bekerja menjaga toko dan melayani pembeli peralatan olah raga yang rata-rata, kaos, topi serta stiker. Di tempat itulah, pertama kali juga, saya bekerja menjadi tukang fotocopy, karena ternyata yang punya toko tersebut, membuka cabang lagi.
Selain menjaga dan melayani pembeli, ternyata saya dilibatkan untuk menjemput anak sang majikan dari sekolah, menyuapi dan uuuugh...itu ya yang harus dilakukan oleh seorang karyawan? dan karena saya tidak kuat dengan keadaan di toko, saya menyerah, enough for two weeks. Bapak, tanti berhenti kerja ya, enggak kuat. Hahaaa, lucu banget dan bapaklah yang menyarankan saya untuk meminta gaji, meskipun sebetulnya sang majikan bilang, kan belum sebulan.
Alhamdulillah saya mendapatkan gaji kurang dari 50k dan dibelikan jaket berwarna putih. Huhuuu, itu gaji pertama saya, rasanya senang sekali, ketagihan sich, namun untuk liburan semesteran berikutnya saya fokus untuk menjaga nenek, kapan lagi coba fokus for my big family.
Bergaji 400.000 ribu
Lulus kuliah, Alhamdulillah saya berhasil mempersembahkan kepada kedua orangtua, kakak dan teman-teman, sebuah prestasi, cumlaude. Nyangka? enggak...wes itu enggak penting, karena mencari pekerjaan ternyata jauh lebih susah. Ke Jakarta, ke rumah bulik dan mencoba beberapa departemen milik pemerintah, hasilnya kalah di awal. Hingga akhirnya, nenek di Yogyakarta, mengabari bahwa, majikannya membuka bisnis pinjam meminjam dana alias koperasi.
Sebagai orang baru, yang memegang ijazah meskipun D 3 saya cukup percaya diri menjadi seorang tenaga administrasi. Pekerjaannya memang ringan, tidak ada yang namanya diskriminasi, namun ketika menerima gaji, yang alhamdulilah 400.000 rupiah di tahun 2004 adalah sesuatu sekali.
Benarkah ini gaji? Masya Allah dibahas. Akhirnya dengan kemampuan yang saya dapatkan, miliki dan bekerja dengan benar, akhirnya..perlahan-lahan posisi berganti. Mendapatkan gaji lebih dari 2 kalinya, memegang peranan penting di kantor tersebut serta menjadi orang kepercayaan sang majikan.
Tergiur Menjadi Medical Representatif
Dengan gaji yang pada saat itu, bisa dibilang berlebihan, makan ikut kakek dan nenek, biaya transportasi murah, apalagi makan di Yogyakarta, enaknya pake banget. Saya mencoba mengikuti berbagai kursus, mulai dari corel, bahasa Inggris serta kursus menjadi MedReps. Opo itu MedReps? MedReps adalah seorang perwakilan dari perusahaan farmasi yang bertugas untuk menawarkan produk perusahaan kepada user (dokter), produknya of course, obat. Tolong jangan bilang kami, tukang obat ya...hahaha, karena kami adalah sales tidak langsung, kami tidak membawa obat-obatan tersebut, namun hanya membawa brosure.
PT Bernofarm Indonesia
Setelah mengikuti beberapa kali tes pada perusahaan yang berbeda, akhirnya saya nyangkut di PT Bernofarm. Ada banyak drama yang terjadi, mungkin akan saya ceritakan di cerita berikutnya. Penempatan memang harus mau di mana saja, karena saat itu saya masih gadis alias boleh kemana-mana oleh orangtua, saya menandatangani perjanjian tersebut.
Alhamdulillah, kota penempatan saya bekerja adalah DKI Jakarta bagian selatan. Itu pertama kalinya saya kos di kota Jakarta, dan pemilihan tempat kos adalah yang terdekat dengan area kerja saya, yaitu antara daerah Kebayoran Baru hingga Cinere.
Pekerjaan menjadi seorang MedReps, berangkat dari kos menggunakan sepeda motor, ke kantor, membuat rencana kunjungan ke dokter di beberapa rumah sakit, menuliskan target dokter sesuai dengan produk yang akan dibawa. Saat itu saya membawa produk injeksi, jadi kebanyakan target dokternya ya...dokter di IGD, ICU, ruang rawat serta all dokter.
Setelah itu, kira-kira pukul 10.00 pagi sudah langsung cus ke rumah sakit, ketemu dokter, ketemu bagian pembelian, berkunjung ke apotik, apakah produk saya, keluar banyak setelah dokter meresepkan. Pyuuh, dan tidak berhenti di siitu saja, ada rekap sales, membuat estimasi, akan menutup berapa sales di bulan ini? target kah? atau jauh dari target?
Mau tahu pulangnya pekerja MedReps? mau tahu banget apa enggak banget? pukul 10.00 itu sudah paling awal, karena kami, harus menunggu pasien terakhir dari dokter praktek malam, untuk dapat bertemu dengan dokter. Pernah, saya diusir dengan lembut oleh dokter UGD..hehee, astin, kamu cewe, sudah malam, sana pulang..., hahaa, dan ketika hamil besar, saya pulang pukul 12.00 malam, menunggu dokter Internis, selesai di akhir pasien. Semangat!!!!
PT Meiji Indoensia
Dua tahun saya di PT Bernofarm, tidak hanya belajar bagaimana cara berbicara kepada dokter, tidak hanya belajar handling objection ketika dokter komplain mengenai produk, namun harus bersabar ketika menemui bagian apotik. Di tambah persaingan antara MedReps lainnya yang membawa produk untuk indikasi yang sama dengan bentuk yang sama namun beda merek.
Sukanya, saya jadi banyak sekali teman, teman-teman MedReps saling menyemangati, meskipun ada yang saling patah mematahkan serta intai mengintai, namun akhirnya saya masih tetap bisa menjalin komunikasi dengan dokter-dokter terdekat saya.
Oiya, menangis air mata dalam tetesan hujan deras dengan mengendarai sepeda motor, pernah saya alami ketika standarisasi rumah sakit. Apa itu? iya, ada sebuah jalan agar produk yang saya bawa bisa masuk ke rumah sakit tersebut, melalui sebuah standarisasi, dan setelah beberapa upaya, akhirnya saya kalah standarisasi, rasanya lemes. Namun dokter yang menangani standarisasi tidak menutup mata dengan usaha saya, periode berikutnya, obat saya masuk, iyeeeeey.
Untuk dokter di ICU RS Fatmawati, terima kasih banyak, mungkin kalian sudah tidak ingat astin astanti, uhuuuk, but thanks to your attention, hiks i'm crying.... (hug dokter Enita, dokter Nurgani and dokter Eka SpA, dokter Lola SpA ibunya Afgan syahreza, berkat menjadi MedReps, dapat juga tanda tangan Afgan)
Yup, di tahun ke tiga saya berpindah perusahaan Farmasi di sebuah perusahan Jepang. Itu berkat berbuat baik dan bersikap baik di area, heheee. Ketika teman saya sewaktu di Meiji pindah jabatan, saya ditarik untuk menggantikannya, area tetap RS Fatmawati.
Di PT Meiji, saya pun mendapat kesempatan untuk mengikuti meeting nasional di pulau Bali, iyeees saya ke Bali untuk pertama kalinya setelah menikah. Soal menikah, saya baru menikah dengan sesama karyawan PT Bernofarm, dia senior saya (hhehee, karena tidak mau dibilang atasan).
PT Glaxo Smith Kline Indoensia
Setelah melahirkan anak pertama, suami saya bekerja di luar Jakarta, tepatnya di kota Semarang. Saya menganut paham, no LDR, pekerjaan saya lepas dan menjadi stay at home mom. Setelah beberapa bulan, saya mengajukan diri untuk bekerja lagi, kali ini PT GSK menerima saya dan membawa produk respiratory.
Namun, memang saya diberi kesempatan untuk menjalani LDR meskipun satu minggu sekali pulang ke Semarang. Iyup, saya ditempatkan di daerah Pati, Jawa Tengah, memerlukan waktu 2 jam untuk perjalanan Semarang-Pati. Saya kos di Pati dan daerah pekerjaan saya hingga ke Rembang, wooow sungguh pengalaman berharga buat saya.
Juwana penghasil ikan bandeng, hingga Rembang kota Ibu Kita Kartini pernah saya singgahi, sayang no picture. Namun konsep LDR belum bisa saya khatami, tiga bulan saya menyatakan kepada atasan, bahwa saya tidak sanggup, karena ini sungguh sangat menyiksa, di kota kecil, sepi tanpa siapa-siapa.
Masih Bekerja di Sini
Alhamdulillah suami saya dipindahkan kembali dekat dengan kota kelahirannya, Jakarta, kota yang juga mempertemukan kami...iyeeeey, ke Jakarta saya membawa satu anak. Saya mengajukan permohonan bekerja kembali.
Dikabulkan, tapi bukan MedReps, at office the better, mungkin karena diijinkannya seperti itu. Perusahan Nestle, Dexa semuanya tidak sepenuhnya gagal, namun belum diberi kesempatan saja. Nestle, lebih menyukai yang masih single, Dexa, kesalahan ketika wawancara, adalah menyampaikan suami bekerja di Farmasi juga***saya tidak bisa bohong atuh Pak!
Akhirnya, saya bekerja di sini, bekerja di tempat yang bisa dibilang sangat nyaman, meskipun ada air mata, sesenggukan dan hm...tarikan nafas hingga berlatih kesabaran dan kaget yang mendadak. Saya bekerja sebagai seorang support marketing, bekerjasama dengan para marketing, iya...mereka-mereka yang seperti saya dahulu.
From 8 to 5, kadang up to 8 but i'm okay and love it. Karena jika tanpa dinikmati, nanti saya akan terus menerus tidak ikhlas menjalaninya, saya berkerja, juga atas kemauan saya sendiri. Saya bekerja di mana? masih rahasia, hahaa..padahal sich padahal.
ternyata pengalamannya banyak banget ya mbak Astin :) sampe pernah bergaji kurang dari 50K
ReplyDeletejaman kuliah Mba, uang segitu di Cilacap udah senengnya
DeleteEmaaaakkkkk.....dikau memang tangguh. Speechless daku mak. Perjuangan dikau sungguh luar biasa. Keren dah. Tfs ya mak Astin. Terus tebarkan semangatmu ya mak :)
ReplyDeletebiasa saja, banyak yang lebih all out semangatnya***
DeleteBanyak ya pengalamannya. Dulu aku pernah tertarik nyobain ngelamar jd medrep jg. Tapi urung. Sepertinya itu bukan bidang yg cocok buatku :)
ReplyDeleteaaaaaach, klo belum nyobain jadi medreps belum tertantang..hehee
DeleteMbak saya baru mencoba jadi medreps dari pada koperasi pensiunan yg syubhat
DeleteWah pengalamannya luar biasa mak. Saya tiap ke Rs selalu parno. Takut ketemu sama kamar mayat. Hadeuh
ReplyDeletemalam-malam aku pernah jalan deket kamar mayat looh,
DeletePengalaman kerjane akeh yo mak, pasti banyak cerita semasa kerja, ayoo jadiin buku hehee
ReplyDeletehaaaaisy, nanti ae, pengalaman jadi emak-emak sing tak bukuke *serasa penulis saja, hehee
Deletefuihhh.... saya baca sampe deg-degan gitu ya. Pengalaman kerja ketemu dokter itu yang pasti berbekas ya mak. Sampe ketemu ibunya Afgan pulak. Tetep semangat ya mak :-)
ReplyDeletebanyak manfaatnya kerja bareng dokter Mba
Deleteaaahh, saya kan jadi kepooo :D
ReplyDeletekepoooo dech,
DeleteWih.. bener-bener wanita karir ya. Keren Mbak Asti riwayat pekerjaannya banyak banget dan posisinya lumayan menggiurkan. Tapi memang prosesnya tidak instan ya. :)
ReplyDeleteposisi mah biasa atuh, tep kuli***hheee
DeleteDulu aku juga pernah diterima jadi medrep di pharos, mbak tanti
ReplyDeleteTerus ditakut-takuti temenku kalau jadi medrep pulang bisa tengah malam, belum dijutekin dokternya, bla bla bla yang serem deh pokoknya
Akhirnya aku gak ambil deh :D
welaah itu nikmatnya looh, nikmatnya dicuekin dokter dan sebagainya sampai nangis..hihiii
DeletePengalaman yang sangat banyak, uda kemana2 hehe. Itu benar ya, ibunya Afgan, dokter. Baru tahu..
ReplyDeleteooops, iyes the doctor
DeleteYa ampun mak..pulang jam 12 malam???belum kebayang.q dlu rapat mpe jam 10 malam aja plgnya g berani.salut....sukses ya mak^^
ReplyDeletehuuuh, kangen jew saiki
DeleteSubhanallah.. pengalaman kerjanya banyak banget. Aku cuma punya pengalaman kerja di kantor 2 kali, selebihnya kerja di rumah :D
ReplyDeletejalan-jalan mba, cari yang bisa dicari, hehee
ReplyDeleteAku tauuuu GSI dulunay GSK kan hehehe aku pegang produk itu dulu untuk databasenya
ReplyDeleteperjuangannn...
ReplyDeleteaku tahu tentang medrep ya dari tempat kerja suami di Enseval terus skr di TSJ.
sering ketemuan jg sama rekan2 medrep kantor suami kalo ada acara. salut sama perjuangannya para medrep ^_^
sukses terus untuk karirnya ya mak astin :*
Wah mak Astin keren, semangat terus ya mak :)
ReplyDeleteSiip,,, banyak pengalaman jadinya. Aku sejak pertama kerja pe sekarang belum pernah ganti kantor.
ReplyDeletedimana sih? hihihi...
ReplyDeletepengalaman yan berharga banget yah mbak...
tulisan spt ini yang akan memotivasi anak2 kelak.. aamiin :-D
Pengalaman yang luar biasa itu, Mbak. Pernah pulang jam 12 malem segala ya. Kalo saya dulu pengalaman kerja yang pertama kali adalah jual pisang goreng yang dititip di warung-warung, lalu jualan koran di stasiun dan rumah sakit daerah.
ReplyDeleteCV very importan for get my job!!
ReplyDeletereski Allah SWT memang takkan pernah bisa kita hitung maka kenapa kita bersyukur kepada Nya
ReplyDeleteMba, mau tanya donk gaji dimeiji sebagai mr berapa y ? Tolong donk mba info nya. :)
ReplyDeleteMba mo nanya kiat2 bisa kuat di medreps apa mb... Terima kasih...
ReplyDelete