Hallo 2015, beterbaran sebuah rasa, dalam kebahagiaan tersempil kesedihan, kesusahan namun itu tak berarti banyak, karena begitu banyak rasa syukur yang harus dipanjatkan. Giveaway pertama di tahun 2015 saya ikuti di sebuah Galaksi Pungky. Yup, sebuah kado terindah bakalan saya share untuk mendapatkan beberapa kado dari Pungky *sok yakin.
Ditanya apa kado terindah buatku, pada moment apa dan dari siapa? sebenernya banyak sekali, Pung. Cuma kalau diceritain semuanya bakalan kemlekeran dech, dan enggak ngerti akan berakhir seperti apa. Buatku, semua kado itu terindah namun mungkin satu yang akan saya ceritakan adalah sebuah kenangan yang bakalan tidak boleh dilupakan, karena di dalamnya ada mengandung sebuah pelajaran buat saya pribadi.
Pada jaman seragam SMP masih saya kenakan **Tsjah, dan pada jamannya anak-anak ABG mengenakan sandal gunung, kalau pingin tahu tahun berapa, itu tahun 1992. Astin remaja meminta kepada bapaknya yang bekerja sebagai PNS *penting diceritain. Beberapa kali astin mengajukan permohonannya baik langsung maupun tidak langsung melalui sang ibu tercinta.
Biasanya kalau melalui ibu bakalan cepat di approvalnya. Jawaban bapaknda masih sama "Iya, nanti dibelikan" atau "Iya, melihat kebutuhan yang penting dulu" atau "Iya, tunggu bapak punya dana lebih ya, Mba. Bapak harus memprioritaskan membayar sekolah kalian" Hiks, lebay bin ajib sore-sore gini jadi nangis.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berbulan tak kunjung sandal gunung idaman dikenakan. Astin remaja saking banyaknya ngefans sama orang, mungkin lupa hingga tak pernah lagi menanyakan. Seingatku, memang astin lupa, lupa bahwa memiliki keinginan membeli sandal gunung.
Saking lupanya, pada hari Minggu, ibu sedang rewang di rumahnya bu Dimin, tentangga dekat yang jadi jauh jaraknya. Dan setelah anaknya bu Dimin bernama tanto mengambil dus snack, bapak mengajak astin remaja jalan-jalan, cuma berdua saja.
"Ke mana, Pak?"
"Jalan-jalan" anak yang baik nurut, kan ya.
Seingatku bapak masih menggunakan mobil chevrolet tua, mengendari ke arah kota dan memarkirkan di pusat perbelanjaan mewah pada jamannya di Cilacap, yaitu RITA Pasaraya. Sampai di lantai dua, tempatnya sepatu dan sandal, astin imut belum mengingat bahwa pernah memiliki keinginan membeli sandal gunung, hingga bapak menanyakan "Masih ingin sandal gunung ga? cari sendiri yang seperti apa",
Ya Allah, bapak saja masih ingat, astin remaja mungkin tidak punya malu dan tidak punya rasa empati kali ya...astin sekarang saja nangis kalau ingat jaman itu. Akhirnya sandal gunung warna biru menjadi milik astin pada jaman SMP. Di pakai buat ke acara perpisahan kelas, dipakai buat jalan-jalan di Purwokerto dan terakhir ingat jalan kuliah masih ada.
Jadi itulah kado terindah dari bapakku, momentnya mungkin tidak spesial namun maknanya sangat spesial buatku. Jika memiliki keinginan, tidak harus mutlak hari itu juga direalisasikan, harus sabar dan berusaha **itu sih kata bapakku. Hikmah yang saya ambil ketika saat ini punya anak, ya...jika anak meminta sesuatu jangan langsung dikasih,pengertian bapakku bahwa memprioritaskan yang penting terlebih dahulu juga sangat masuk akal.
Dengan tidak mengesampingkan kado-kado terindah lainnya, kado sandal gunung yang diberikan bapak ketika saya sudah lupa itulah, sebuah kado terindah. Mengganti sebuah kado untuk bapak, pernah kami lakukan ketika jaman kuliah, memang belum banyak jasa pengiriman pada tahun 2000-an, jadi kami memberikannya langsung dan melihat binar berseri dari raut wajah bapak.
Salam
Astin
apapun itu kalo dari ortu, apalagi beliau mengingat setelah kita melupakannya pasti indah yo mak, bikin terharu biruu
ReplyDeletekalo kado begituan mah demen juga aku mbak, lumayan sebagai obat bagi kaki yg suka pecicilan begini hehehe
ReplyDeletelangsung dipakai kemana-mana sandal gunungnya, ya :)
ReplyDeleteasal jgn sampe sandal gunungnya gak pernah dibawa ke gunung y mbk ?? hehehehe
Deletebelom pernah pake sandal gunung..padahal dulu waktu abg sempat pengen, kenapa ga kesampaian, saya jg gatau deh, malah minta beliin yg hak gede2 dan ga kepake. :(
ReplyDeletekadonya bersejarah bgt ituu.. hihii
ReplyDeleteeh kita ini sama loh mak.. penurut bgt jaman kecil dulu.. haha..
jadi ingat, saya pun pernah mendapatkan kado terindah dari ayah saya :)
ReplyDeleteApapun kadonya tentu membahagiakan orang yang kita beri
ReplyDeleteSelamat, Jeng menjadi salah satu pemenang Kuis Tebak Nama Model di BlogCamp.
http://abdulcholik.com/2015/01/07/lebih-dekat-dengan-nurul-rahmawati/
Salam hangat dari Surabaya
kalo dari ortu, apapun seneeeeng :)
ReplyDeletemenemani tiap langkah kaki, penuh keridoan
sandal gunung yang setia ya mak menemani kemanapun :)
ReplyDeleteAku udah lama bangett ngga ke RITA. :D
ReplyDeletebenar-benar kado spesial....bukan kadonya yang diliat ya mak, tapi rasa bahagia yang menerimanya :)...good luck untuk GAnya
ReplyDeleteini indah banget ceritanya...selalu suka baca kisah sama orang tua... :')
ReplyDeletekado spesial dari orang yang spesial :)
ReplyDeleteSo sweet ceritanya.. bapaknya selalu inget keinginan-keinginan anaknya :)
ReplyDeleteasyiknya.......dapat yang di idamkan... Bapak baik banget....
ReplyDeleteHai, Maktin..
ReplyDeleteMakasih banget yaa sudah ikutan Giveaway Kado Terindah. Semoga menang! :D
Salam,
Pungky