Sikap yang menghargai hal-hal kecil dan sepele akan membangkitkan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam. (Henry Clay)
Bukan, sebetulnya bukan hal kecil, bagiku ini adalah hal yang sangat membuatku menangis dalam hati. Namun si embak di rumah menyampaikan bahwa ini biasa saja.
Yup, si embak adalah asisten rumah tangga yang kupercaya untuk menjaga anakku, Faiz jika aku sedang berada di luar rumah-untuk bekerja. Alhamdulillah hampir dua tahun, si embak menemani dan membantu kami.
Semenjak tanda-tanda kehamilan keduaku *yang sedikit rewel, si embak inilah ratu dapurnya. Aku sebatas membantu menyiangi sayuran, baru si embaklah yang memasak. Hihii, padahal hasrat ingin memasak sedang tinggi-tingginya. Biarlah, aku juga menghandle urusan si embak yang lain, seperti merapikan rumah.
Daaan, ada satu menu yang selalu aku inginkan tiap pagi, apa coba? iyaaah yang hangat-hangat dan empuk. Kue pisang yang dibungkus daun pisang itu loooh, bi...pintaku kepada suamiku. Alhamdulillah kalau makan kue pisang, perutku akan terasa adem dan bisa mengganti sarapan nasiku.
Nah, ternyata kue pisang yang aku sukai itu menjadi inspirasi si embak untuk membuatnya. Jadi kemarin sore, sepulang kantor...sepiring kue pisang terhidang. Kue pisang buatan si embak sendiri dan isnisiatifnya sendiri. Itu yang membuatku rada-rada trenyuh sekali, dan meskipun tidak se lezat yang dijual di pasaran, tapi kue pisang ini dibuat dengan cinta dan sayang.
Sisa Kue Pisang aku bawa ke kantor |
Si embak ini, orangnya sabar dan tidak banyak omong. Meskipun akhir-akhir ini Faiz lumayan mengeluarkan jurus kepintarannya, namun si embak jarang mengeluh-memang sih, menyampaikan kepadaku bahwa Faiz sedang susah dipegang, maunya dituruti terus keinginannya.
Hihiiii, Faiz juga yang membantu si embak membuat kue pisangnya. Semalam, di atas tempat tidur, Faiz cerita kalau embak pintar bikin kue, Faiz bantuin. Iya deeeh....kalau ummi pinternya bobo mulu ya sekarang?
Iyaaah...itulah tentang asisten rumah tanggaku, semoga aku lekas normal lagi dan bisa menjadi ratu dapur untuk keluargaku. Si embak kembali lagi menjadi asisten dapurku, dah kangen masak-masak yang beraroma tajam. Terima kasih ya, Mbak.
nogosari mbk.emag enak sih,saya sukaaa banget....mauuu
ReplyDeleteAku juga suka itu nagasari. Bikinnya gimana ya? Etapi di aini ga ada daun pisang. Huhuhu
ReplyDeleteaku juga suka nogosari. berhubung nggak punya daun pisang, biasanya kubuat aja adonan terigu plus pisangnya di potong kecil-kecil, taruh di wadah, lalu dikukus
ReplyDeletesenang kalau punya asisten rumah tangga yang cucok begitu ya, mak. semoga si mbak betah terus sama dirimu yang baik, mak :)
ReplyDeletesi mbak yang perhatian sekali
ReplyDeleteHanna : Iyup..Nogosari di kampungkuuuh, gurih dan empuk gituuh
ReplyDeleteMak Isti : di Irak gak da pohon pisang yo Mak? hihii Pisang impor dr negara kitaah dunk
Mak Nanik : Simple ya Mak, pake wadah...
ReplyDeleteMAk Rochma : Iyup makasih doanya...
Mba LIdya : Alhamdulillah Mba
iiih so sweet mak tanti ^^
ReplyDeleteseneng banget kalau punya asisten yang bisa masak, ya, Mak :)
ReplyDeleteDi tempatku itu namanya nagasari mbak.
ReplyDeleteTepung beras yang dibubur kental terus didalamnya diberi pisang. Dibungkus daun lantas dikukus.
Hari ini ibuku bikin nagasari tuh mbak. Enak emang ya? hehehe
Untung dapat asisten rumah tangga yang baik ya mbak.
ReplyDeleteSekarang susah bener cari asisten rumah tangga di kotaku.
Oya, pernah maem kue nagasari (kue pisang) yang dari gula merah mbak? enak juga lo. Atau yang dari roti tawar? Coba deh.
Semoga kehamilannya lancar, ibu dan debay sehat sampai saat melahirkan kelak ya. Aamiin.
Oooh, lemeek it, Mba. Maniis2 enak emang. Hihihihi
ReplyDeleteAsistennya perhatian bgttt ya, Mba.
Oooh, lemeek it, Mba. Maniis2 enak emang. Hihihihi
ReplyDeleteAsistennya perhatian bgttt ya, Mba.
Waahh senang ya mbak.. harus disayang-sayang itu si embaknya. Jarang ada yg seperti :)
ReplyDeletengiler liat kue pisangnya :)
ReplyDelete